Tingkat keberhasilan 95% jauh melebihi ekspektasi
Michigan Medicine baru-baru ini mengumumkan kemajuan terobosan dalam pengobatan kanker hati: “fragmentasi jaringan,” yang menggunakan gelombang ultrasonik yang ditargetkan untuk menghancurkan tumor.
Hasilnya dipublikasikan di sinar-X dan mendukung adopsi klinis awal dari prosedur ini.
Uji coba HOPE4LIVER, yang dimulai pada tahun 2021, menguji keamanan dan efektivitas fragmentasi jaringan pada pasien dengan tumor hati primer dan metastasis. Dengan tingkat keberhasilan 95%, uji coba ini melampaui ekspektasi dan menegaskan fragmentasi jaringan sebagai pilihan pengobatan yang sangat efektif dan aman. Selain tingkat keberhasilannya yang tinggi, uji coba ini juga melaporkan tingkat komplikasi yang rendah, yaitu hanya 7%, yang setara atau lebih baik dibandingkan pengobatan lokal lainnya untuk kanker hati.
Uji coba tersebut melibatkan 44 peserta dengan 49 tumor. Perawatan tersebut berhasil merawat 42 dari 44 pasien, melebihi target kinerja sebesar 70%. Hanya tiga kasus yang melaporkan komplikasi besar terkait prosedur ini, jauh di bawah ambang batas keamanan sebesar 25%. Selain itu, dua komplikasi ini diduga terkait dengan kanker itu sendiri, bukan perangkatnya.
Teknologi yang dipelopori oleh Universitas Michigan (UM) ini menawarkan alternatif yang menjanjikan dibandingkan pengobatan kanker tradisional, seperti pembedahan, radiasi, dan kemoterapi, yang seringkali menimbulkan efek samping yang signifikan. Fragmentasi jaringan mendapat persetujuan FDA pada akhir tahun 2023 sebagai alternatif pengobatan kanker hati tradisional.
Insinyur dan dokter UM mengembangkan proses fragmentasi jaringan lebih dari dua dekade lalu, dan uji coba terbaru ini mewakili tonggak penting dalam perjuangan melawan kanker hati. Perusahaan di balik teknologi ini, HistoSonics, telah mendapat lisensi untuk mengkomersialkan platform fragmentasi jaringannya, Edison, untuk pengobatan kanker hati.
Platform ini dirancang untuk mengirimkan gelombang ultrasonik terfokus yang menciptakan gelembung mikro di dalam tumor. Ketika gelembung-gelembung ini terbentuk dan pecah, mereka menghancurkan sel-sel kanker dan tidak melukai jaringan sehat. Proses ini juga merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan kotoran dan mungkin mempelajari cara menargetkan sel kanker lainnya.
Terobosan ini memberikan harapan bagi banyak pasien kanker hati, terutama mereka yang kankernya telah menyebar dari usus besar. Secara historis, pilihan pengobatan untuk tumor hati mencakup pembedahan invasif, ablasi termal, dan radiasi, yang semuanya memiliki risiko dan waktu pemulihan yang lama. Sebaliknya, fragmentasi jaringan merupakan prosedur non-bedah, yang berarti pasien dapat terhindar dari tekanan fisik akibat pembedahan atau efek samping berbahaya dari kemoterapi dan radiasi.
Salah satu aspek paling menarik dari fragmentasi jaringan adalah potensinya merevolusi pengobatan kanker ekstrahepatik. Para peneliti sedang menjajaki cara untuk menggabungkan fragmentasi jaringan dengan imunoterapi atau pemberian obat, yang dapat mengubahnya dari pengobatan topikal menjadi pengobatan global yang menargetkan tumor di seluruh tubuh. Dalam studi praklinis, fragmentasi jaringan tidak hanya menghancurkan tumor hati, tetapi juga merangsang sistem kekebalan untuk mengenali dan menyerang sel kanker, sehingga mengurangi kemungkinan kekambuhan.